BeritaDaerah

Ridwan Syarif Resmi Sandang Gelar Datuak Maha Rajo Kayo: Tradisi Minangkabau yang Terus Hidup di Nagari Sialang Gaung

1212
×

Ridwan Syarif Resmi Sandang Gelar Datuak Maha Rajo Kayo: Tradisi Minangkabau yang Terus Hidup di Nagari Sialang Gaung

Sebarkan artikel ini

Ridwan Syarif Resmi Sandang Gelar Datuak Maha Rajo Kayo Suku Caniago Minangkabau di Nagari Sialang Gaung (Dok, Mediainvestigasi.net/Yanti)

 

Dharmasraya, Mediainvestigasi.net– Hujan ringan menyelimuti Nagari Sialang Gaung, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, pada Minggu (29/12/2024). Namun, suasana tetap meriah. Ribuan masyarakat hadir untuk menyaksikan malewakan gala (penganugerahan gelar adat) kepada Ridwan Syarif, yang kini resmi menyandang gelar Datuak Maha Rajo Kayo dari Suku Caniago.

Dengan penuh khidmat, Ridwan Syarif diarak masyarakat mengenakan baju kebesaran adat Datuak khas Minangkabau. Prosesi ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga simbol penghormatan terhadap adat istiadat yang telah diwariskan turun-temurun.

 

Kearifan Lokal yang Terpelihara.

Nagari Sialang Gaung dikenal dengan keanekaragaman suku Minangkabaunya, yakni Caniago, Malayu, dan Aie Hitam. Dalam acara ini, hadir pula 15 Datuak besar dari berbagai suku di Sialang Gaung, yang turut memberikan restu kepada Datuak Maha Rajo Kayo yang baru.

“Hari ini, masyarakat Sialang Gaung bersama-sama malewakan gala kepada Ridwan Syarif sebagai Datuak Maha Rajo Kayo dari Suku Caniago. Supaya semua orang tahu bahwa beliau kini memikul tanggung jawab besar ini,” ujar seorang Bundo Kanduang yang hadir dengan nada haru.

Ridwan Syarif menggantikan almarhum Ali Usman Datuak Maha Rajo Kayo, pemimpin sebelumnya. Prosesi ini tidak hanya menjadi peralihan gelar, tetapi juga penegasan pentingnya peran seorang datuak sebagai pemimpin adat dan penjaga harmoni masyarakat.

 

Makna Mendalam dalam Setiap Prosesi.

Acara malewakan gala ini disiapkan dengan sangat matang, mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya di rumah saudari perempuan Ridwan Syarif. Suasana gotong royong terasa kental, memperlihatkan bagaimana masyarakat dari berbagai latar belakang bersatu dalam semangat kebersamaan.

Baca Juga :  Keseriusan Bupati Aliong Mus Genjot Pembagunan Pulau Taliabu Terkesan Di Abaikan Oleh Kadis PUPR Sejumlah Proyek Gagal GPM Angkat Bicara

Puncak acara berlangsung dengan khidmat, dari pidato adat hingga arak-arakan. M Dani Datuak Rajo Malano menyampaikan Pidato Pati Ambalau yang menggarisbawahi tugas utama seorang penghulu:

Kepribadian penghulu: harus siddik (jujur), amanah, fathanah (cerdas), dan tablig (menyampaikan kebenaran).

Kewajiban penghulu: memimpin dengan bijak, menjaga anak kemanakan, dan melindungi harta pusaka.

Pantangan penghulu: tidak boleh melanggar norma adat dan agama.

Aib penghulu: tak boleh mengabaikan tugas adat dan moral.

Pesan Adat dan Refleksi Ridwan Syarif.

Dalam pidatonya, Ridwan Syarif Datuak Maha Rajo Kayo mengingatkan pentingnya menjaga adat di tengah arus modernisasi. “Hujan yang turun di setiap acara besar adalah ciri khas Suku Caniago di sini, pertanda berkah dari Yang Maha Kuasa,” katanya.

Ia menekankan bahwa adat Minangkabau yang berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah harus terus dikampanyekan kepada generasi muda. “Ninik mamak atau penghulu memang benteng pertahanan kaum. Tapi apalah daya penghulu bila cucu kemanakan tidak mendukung. Penghulu besar karena ‘gadang di lambuak, tinggi di anjuang’ oleh cucu kemanakan,” ujarnya.

Dengan rendah hati, ia juga mengajak masyarakat untuk bekerja sama membangun harmoni. “Apalah daya seorang penghulu yang juga banyak kelemahan. Maka mari kita awali langkah dengan niat baik, bangun kerja sama, cari persamaan pandangan, dan perkecil perbedaan,” ucapnya.

Semangat Adat yang Tak Luntur.

Alek gadang ini bukan sekadar seremonial adat, tetapi juga simbol kekuatan budaya Minangkabau yang terus hidup. Tradisi ini mengajarkan nilai kebersamaan, penghormatan, dan tanggung jawab kepada setiap generasi.

Dengan resmi menyandang gelar Datuak Maha Rajo Kayo, Ridwan Syarif kini mengemban tanggung jawab besar sebagai pemimpin adat, penjaga tradisi, dan perekat harmoni masyarakat. Nagari Sialang Gaung pun kembali membuktikan bahwa adat Minangkabau adalah warisan yang tak lekang oleh waktu.

Baca Juga :  Ini Dia Hubungan Partai Garuda dengan Gerindra

Editor: Yanti 

Respon (4)

  1. Very nice post. I just stumbled upon your weblog and wanted to say that I’ve truly enjoyed browsing your blog posts. In any case I will be subscribing to your feed and I hope you write again soon!

  2. Wheen ssomeone writes an piece off writing he/she maintains the idera oof a user iin his/her
    brain that howw a user can bee awre oof it.
    Therefore that’s why this post is amazing. Thanks!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *