Oleh: Mitra Yuyanti Kaperwil Sumatera Barat Mediainvestigasi.net
Dharmasraya – Senin (22/9/2025) menjadi panggung besar bagi Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani. Di hadapan jajaran pejabat dan ASN, ia melantik sembilan pejabat tinggi pratama, salah satunya yang paling menyita perhatian: Darisman, sebagai Kepala Dinas Kominfo Dharmasraya.
Di atas kertas, pelantikan ini tampak rutin. Namun, di balik itu, publik punya alasan untuk bertanya: apakah Annisa benar-benar percaya bahwa Darisman bisa menjadi penyejuk di tengah panasnya hubungan Kominfo dengan para wartawan?
Sebab, semua orang masih ingat bagaimana babak belur hubungan Pemkab dengan media online di awal kepemimpinan Annisa. Alih-alih menjadi jembatan komunikasi, Kominfo justru kerap menjadi sumber bara. Buzzers dan influencer malah dipelihara, menciptakan riak-riak konflik yang bukan hanya merugikan wartawan, tetapi juga merusak citra Annisa sendiri.
Kini Darisman masuk ke gelanggang dengan tugas berat: menjembatani Annisa dengan wartawan dan meredam ketegangan yang sudah terlanjur akut. Tapi, apakah ia mampu? Atau justru hanya akan menjadi “perisai baru” yang melindungi Annisa dari kritik, bukan menghubungkannya dengan publik?
Mengapa Darisman?
Pertanyaan publik paling keras justru sederhana: apa istimewanya Darisman?
Apakah ia dipilih karena kapasitas komunikasi dan kemampuannya merangkul media? Atau semata karena loyalitas kepada bupati?
Keputusan Annisa melantik Darisman jelas bukan tanpa risiko. Jika gagal, bukan hanya Darisman yang akan dituding tak becus, tapi kredibilitas Annisa yang akan semakin tergerus. Media yang selama ini merasa dipinggirkan, bisa saja makin jauh, bahkan menyalakan bara perlawanan yang lebih panas.
Nama-Nama Lain yang Dilantik
Selain Darisman, ada delapan pejabat lain yang juga mengisi kursi strategis:
Ramilus sebagai Kepala Dinas Capil
Lasmita sebagai Kepala Dinas Pariwisata
Yusrisal sebagai Kasat Pol PP
Asril di Dinas PMD
Bobby Perdana Riza di Kesbangpol
Roni Puska sebagai Asisten III
Hasto Kuncoro di Dinas Pangan
Imam Mahfuri sebagai Staf Ahli
Namun, tak ada satu pun yang menyedot perhatian publik sebesar pelantikan Darisman. Sebab, jabatan Kadis Kominfo tak hanya soal mengelola informasi, tapi juga menjaga relasi kekuasaan dengan media, membentuk citra pemimpin, dan mengendalikan narasi publik.
Menanti Langkah Nyata
Masyarakat kini menunggu, apakah Darisman akan benar-benar merangkul wartawan, membuka ruang komunikasi sehat, dan menghentikan tradisi “mengadu buzzer dengan media”? Atau sebaliknya, menjadi alat kekuasaan yang hanya tahu mengamankan citra Annisa, sekalipun dengan cara membungkam suara kritis?
Pelantikan ini seolah membuka babak baru. Tapi publik sudah lebih cerdas: mereka tak lagi mudah percaya pada seremoni sumpah jabatan. Mereka menilai dari aksi nyata.
Dan untuk Annisa, taruhan ini sangat mahal. Jika Darisman gagal, publik akan makin yakin: Bupati Dharmasraya ini lebih pandai memilih orang yang bisa menjaga dirinya, ketimbang yang bisa menjaga kepercayaan rakyat.