Kondisi terkini Sentra IKM Logam Dharmasraya (Dok, Mediainvestigasi.net/Yanti)
Dharmasraya, Mediainvestigasi.net– Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Logam Dharmasraya yang dulu digadang-gadang sebagai pusat pengembangan alat dan mesin pertanian kini hanya menjadi bangunan kosong tak berpenghuni. Mesin-mesin produksi seperti bubut, milling, cutting, dan roll yang pernah menjadi kebanggaan daerah kini terbengkalai, menandakan kegagalan pengelolaan oleh pemerintah daerah.
Musiran, tenaga ahli yang dulu dipercaya mengelola sentra tersebut, mengungkapkan bahwa fasilitas ini awalnya dihuni oleh pelaku usaha perbengkelan logam. Namun, mereka tak bertahan lama karena persoalan pengelolaan.
“Dulu kios-kios ini diisi oleh pelaku usaha perbengkelan jenis logam, tapi mereka tidak bertahan lama. Akhirnya, mereka memilih untuk pindah keluar dari sini,” ujarnya saat diwawancarai, Jumat (8/3).
Meski dilupakan, Musiran tetap berkarya dengan modal pribadi. Ia membuka satu kios perbengkelan di area sentra dan berbagi ilmu dengan anak-anak magang dari salah satu SMK di Sungai Rumbai. Bahkan, hanya dengan anggaran sekitar Rp 6 juta, ia mampu menciptakan alat pencacah pakan ternak sapi—sebuah bukti bahwa potensi industri logam di Dharmasraya masih ada, meski dibiarkan mati suri.
Dinas Koperindag Tak Punya Program Jelas
Di tengah kondisi sentra IKM Logam yang terbengkalai, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Dharmasraya, Ronie Puska, mengakui bahwa anggaran yang dialokasikan untuk sentra ini setiap tahun hanya sebatas operasional, seperti gaji pegawai dan listrik.
“Kalau program khusus tidak ada, paling kami hanya berusaha mencari pelaku usaha untuk mengisi kios-kios tersebut,” ucap Ronie Puska.
Pernyataan ini memunculkan pertanyaan besar: Mengapa Dinas Koperindag tidak memiliki program strategis untuk menghidupkan kembali sentra IKM Logam?
DPRD: Pemda Harus Bertanggung Jawab
Menanggapi kondisi ini, Anggota DPRD Dharmasraya dari Fraksi Golkar, Herianto, menegaskan bahwa Pemda harus bertanggung jawab atas kelalaian dalam pengelolaan sentra IKM Logam.
“Sentra IKM Logam adalah aset daerah. Seharusnya, Pemda merawat serta mengelolanya dengan baik agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tegasnya.
Herianto juga menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap potensi industri logam di Dharmasraya. Jika terus dibiarkan terbengkalai, fasilitas ini bukan hanya akan menjadi beban, tetapi juga bukti nyata kegagalan pemerintah dalam mengelola aset daerah.
Ke Mana Arah Sentra IKM Logam?
Dengan kondisi saat ini, masyarakat Dharmasraya layak mempertanyakan komitmen Dinas Koperindag dalam mengembangkan sektor industri kreatif berbasis logam. Apakah pemerintah hanya akan membiarkan sentra ini mati tanpa solusi? Atau akan ada langkah konkret untuk menghidupkan kembali aset yang seharusnya bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah?
Jawaban ada di tangan pemerintah daerah. Tapi satu hal yang pasti, semakin lama dibiarkan, semakin nyata pula kegagalan mereka dalam mengelola potensi ekonomi Dharmasraya.
Editor: Yanti