BeritaDaerahPolitik

Keluarnya SK PKS: Calon Tunggal vs Kotak Kosong di Dharmasraya, Masyarakat Mulai Pilih Kotak Kosong

366
×

Keluarnya SK PKS: Calon Tunggal vs Kotak Kosong di Dharmasraya, Masyarakat Mulai Pilih Kotak Kosong

Sebarkan artikel ini

Dharmasraya, Mediainvestigasi.net-12 September 2024 – Situasi politik di Kabupaten Dharmasraya semakin menghangat setelah keluarnya Surat Keputusan (SK) dari Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada 12 September 2024 yang mencabut dukungan terhadap bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Dharmasraya periode 2024-2029. SK yang dikeluarkan pada 29 Agustus 2024 resmi dicabut, menyisakan dinamika baru di lapangan politik setempat.

Keputusan tersebut memicu gelombang kekecewaan masyarakat terhadap partai politik lokal yang dianggap gagal menghadirkan pilihan yang beragam dalam Pilkada mendatang. Masyarakat semakin frustrasi ketika yang tersisa hanya calon tunggal, yang kerap kali dianggap sebagai simbol kekuatan politik yang tak tersentuh. Sementara itu, opsi “kotak kosong” mulai menjadi alternatif serius bagi masyarakat yang menolak calon tunggal ini.

Calon Tunggal yang Kontroversial: Dua Srikandi di Tengah Adat Minangkabau

Di balik kemelut politik ini, calon tunggal yang diusung dalam Pilkada Dharmasraya adalah pasangan duo Srikandi, yaitu Anisa Suci Ramadani sebagai calon Bupati dan Leli Arni sebagai calon Wakil Bupati. Kehadiran dua perempuan dalam kontestasi ini, meski dianggap sebagai simbol kemajuan di beberapa kalangan, justru memicu perdebatan tajam di tengah adat istiadat Minangkabau.

Sebagaimana diketahui, Minangkabau dikenal dengan sistem adat yang kuat, di mana peran laki-laki dalam kepemimpinan seringkali dipandang lebih dominan. Kehadiran duo Srikandi dianggap melukai adat tersebut, sehingga memunculkan resistensi dari sebagian masyarakat adat yang menilai bahwa kepemimpinan perempuan dalam struktur politik tradisional belum bisa diterima sepenuhnya.

Tokoh adat dan beberapa kelompok masyarakat mulai menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap pasangan ini. “Ini bukan soal gender, tapi soal bagaimana kita menjaga nilai-nilai adat Minangkabau yang telah bertahan selama berabad-abad,” ujar seorang pemuka adat di Dharmasraya yang tak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga :  Konsultasi Publik-II Oleh Pemkab Nias Utara Penyusunan Revisi Perda NO. 1 Tahun 2015

Isu Pribadi Mengguncang Kampanye: Status Perkawinan Calon Bupati Disorot.

Tidak berhenti di situ, calon Bupati Anisa Suci Ramadani juga dihadapkan pada isu pribadi yang kian mencuat dan merusak citra kampanyenya. Status perkawinan Anisa yang dianggap belum jelas menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Isu ini pertama kali muncul di media sosial dan dengan cepat menyebar, mengundang pertanyaan serius tentang integritas pribadi sang calon.

Banyak pihak mempertanyakan keabsahan status perkawinan Anisa yang hingga saat ini belum dijelaskan secara gamblang oleh tim kampanye maupun dirinya sendiri. Hal ini semakin memperparah citra pasangan calon tunggal, terutama di tengah masyarakat yang menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai keluarga. “Bagaimana bisa kita memilih pemimpin yang bahkan belum mampu menjelaskan status pribadinya? Kepemimpinan harus dimulai dari diri sendiri,” ujar seorang warga Dharmasraya dengan nada kecewa.

Gerakan Kotak Kosong Menguat: Opsi Menarik Bagi Masyarakat yang Kecewa.

Merespons kekecewaan terhadap pasangan calon tunggal, gerakan untuk memenangkan “kotak kosong” semakin menguat di Dharmasraya. Bagi masyarakat yang tidak puas dengan kandidat yang ada, memilih kotak kosong dipandang sebagai bentuk perlawanan politik dan simbol ketidakpuasan terhadap sistem yang dirasa tidak memberikan pilihan yang layak.

Gerakan ini didorong oleh berbagai kelompok masyarakat yang merasa calon tunggal bukanlah representasi dari harapan mereka. Apalagi, dengan munculnya berbagai isu terkait pasangan calon ini, mulai dari isu adat hingga masalah pribadi, dorongan untuk memenangkan kotak kosong makin kencang.

“Ini bukan sekadar Pilkada biasa. Ini soal bagaimana masyarakat melawan dominasi partai yang tidak mau mendengar aspirasi rakyat,” kata seorang aktivis pemuda di Dharmasraya. Menurutnya, jika kotak kosong menang, maka akan ada pemilihan ulang yang bisa membuka peluang bagi calon-calon lain yang lebih kredibel untuk maju.

Baca Juga :  Jaga Pemilu Damai, Operasi Nusantara Cooling System Kedepankan Upaya Preemtif dan Preventif

Pilkada Dharmasraya 2024 : Pertarungan Menarik Antara Duo Srikandi dan Kotak Kosong.

Pilkada Dharmasraya tahun 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan yang tak biasa. Di satu sisi, ada calon tunggal duo Srikandi yang didukung oleh sebagian elit politik, namun di sisi lain, ada kotak kosong yang mulai dijadikan simbol perlawanan oleh masyarakat yang kecewa.

Dengan berbagai isu yang melingkupi pasangan calon tunggal ini, apakah mereka masih mampu memenangkan hati masyarakat Dharmasraya? Atau justru kotak kosong yang akan menjadi pemenang dalam Pilkada yang penuh dinamika ini?

Yang pasti, Pilkada Dharmasraya 2024 akan menjadi panggung politik yang menarik untuk disaksikan, dengan segala ketegangan, drama, dan pertarungan ide yang memanaskan suhu politik lokal. Masyarakat Dharmasraya kini bersiap memberikan suara, apakah kepada pasangan Anisa-Leli, ataukah kepada kotak kosong yang menjadi simbol perlawanan dan harapan baru.

(Yanti)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *