BeritaDaerahPolitik

Jika Kotak Kosong Menang, Kredibilitas 30 Anggota DPRD Dharmasraya Dipertanyakan

914
×

Jika Kotak Kosong Menang, Kredibilitas 30 Anggota DPRD Dharmasraya Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini

(Dok, istimewa)

 

Dharmasraya, Mediainvestigasi.net-Pilkada serentak 2024 semakin memanas di Dharmasraya. Pasalnya, polemik mencuat terkait kredibilitas 30 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Dharmasraya yang baru saja dilantik. Nama-nama mereka, yang tertuang dalam surat keputusan sebagai tim pemenangan pasangan calon tunggal Anisa Leli, dipertaruhkan di tengah merebaknya kampanye masyarakat untuk mencoblos kotak kosong.

Situasi ini semakin menjadi sorotan publik setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dharmasraya mengunggah SK tersebut ke akun Facebook resminya pada Kamis, 26 September 2024. Respons masyarakat tak terduga, banyak yang menyuarakan dukungan terhadap kotak kosong, simbol perlawanan terhadap calon tunggal.

“Jika kotak kosong menang, jelas ini menjadi tanda tanya besar mengenai kredibilitas anggota DPRD yang saat ini menjabat,” ujar seorang pengamat politik lokal yang enggan disebutkan namanya. “Masyarakat bisa jadi memprotes mereka karena merasa tidak puas,” tambahnya sambil tertawa getir.

Di lapangan, fenomena “kotak kosong” bukan hanya sekadar pilihan tanpa kandidat. Ia telah berubah menjadi simbol ketidakpuasan masyarakat. “Ini bukan soal tak ada pilihan lain, tapi soal protes rakyat. Mereka merasa tak dilibatkan dalam proses politik yang demokratis,” kata seorang warga yang ikut serta dalam gerakan ini.

Jika kotak kosong menang, bukan hanya Anisa Leli yang terpukul, namun juga DPRD Dharmasraya yang baru dilantik. Kredibilitas mereka akan dipertanyakan oleh publik, bukan hanya di tingkat lokal, namun juga mungkin secara nasional. Mengapa? Karena mayoritas dari mereka terang-terangan menjadi bagian dari tim pemenangan Anisa Leli. Masyarakat yang menyadari hal ini kini mempertanyakan integritas dewan, mengaitkan keterlibatan mereka dengan politik transaksional.

“Kok bisa masyarakat lebih memilih kotak kosong? Apakah ini berarti bahwa ada ketidakpuasan mendalam terhadap para wakil rakyat yang baru dilantik? Atau mungkin mereka merasa dewan dipilih bukan berdasarkan kualitas, melainkan karena uang?” kata pengamat tersebut. Isu ini pun menyeruak, dan semakin banyak yang menyuarakan keresahan atas politik uang yang merusak esensi demokrasi.

Baca Juga :  Kasus Korupsi Penyalagunaan Dana Desa Loseng, Kades Masuki Tahap Penyidikan

Anisa Leli di Persimpangan Politik.

Sebagai calon tunggal, Anisa Leli seharusnya berada di posisi aman. Namun, dukungan untuk kotak kosong kini menjadi ancaman serius. Jika kotak kosong menang, Anisa Leli tak hanya gagal menduduki kursi bupati, tetapi juga harus menghadapi kritikan tajam dari berbagai pihak, termasuk dari dalam lingkaran politiknya sendiri.

Tak hanya itu, kemenangan kotak kosong akan memaksa digelarnya Pilkada ulang di Dharmasraya, membuka peluang bagi calon-calon alternatif yang mungkin lebih disukai masyarakat. Gelombang ini berpotensi menciptakan krisis politik di daerah yang semula dianggap sudah ‘aman’.

Politik Uang dan Suara Rakyat.

Isu politik uang juga kerap menghantui proses pemilu di berbagai daerah, termasuk Dharmasraya. Banyak yang percaya bahwa kemenangan dewan saat ini tak lepas dari praktik politik uang. “Kalau kotak kosong menang, banyak yang akan berpikir bahwa dewan terpilih dulu bukan karena suara murni rakyat, tapi karena suara yang dibeli,” ujar pengamat tersebut.

Kondisi ini menggambarkan jurang antara wakil rakyat dan konstituennya. Masyarakat kini semakin kritis, tak sekadar memilih berdasarkan janji-janji kampanye, tetapi juga menuntut integritas dan transparansi.

Akankah Demokrasi Dharmasraya Selamat?

Dengan pilkada yang tinggal hitungan minggu, masyarakat Dharmasraya dihadapkan pada pilihan sulit : mendukung calon tunggal Anisa Leli atau mengirimkan pesan keras melalui kotak kosong. Apapun hasilnya, yang pasti, Pilkada Dharmasraya 2024 menjadi momentum penting dalam perjalanan politik daerah ini. Jika kotak kosong menang, tidak hanya kredibilitas DPRD yang dipertaruhkan, tetapi juga masa depan politik Dharmasraya secara keseluruhan.

Tinggal menunggu waktu, apakah kotak kosong akan menjadi simbol kemenangan rakyat? Atau justru menambah babak baru dalam dinamika politik daerah ini?

Baca Juga :  PWDPI Riau Laporkan Sejumlah Oknum Satpam PKSS yang Bertugas di MLK BRI ke Polda Riau

(Yanti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *