BeritaDaerahPolitik

Ironi Politik Dharmasraya: Ketika 10 Partai Gagal Usung Kader Sendiri di Pilkada 2024

342
×

Ironi Politik Dharmasraya: Ketika 10 Partai Gagal Usung Kader Sendiri di Pilkada 2024

Sebarkan artikel ini
oplus_0

Dharmasraya, Mediainvestigasi.net-Dalam dinamika politik Dharmasraya yang terus berkembang, satu pertanyaan krusial mencuat: Mengapa partai politik lokal tidak mampu mencalonkan kader internal mereka sendiri dalam Pilkada serentak 2024? Kejadian ini seolah menjadi tamparan keras bagi partai-partai yang selama ini mengklaim menjunjung tinggi prinsip kaderisasi.

 

Banyak pihak berpendapat bahwa kegagalan ini merupakan cerminan dari lemahnya pembinaan kader di tingkat lokal. Meski memiliki basis massa yang kuat, partai-partai ini tampaknya tidak sanggup melahirkan sosok yang siap bertarung di panggung politik yang semakin kompetitif. Dalam sebuah demokrasi yang matang, kemampuan partai untuk mencetak pemimpin dari dalam adalah ukuran sejati dari kedewasaan organisasi politik.

 

Namun, realitas di lapangan justru sebaliknya. Partai politik di Dharmasraya tampaknya lebih sibuk dengan urusan internal daripada menyiapkan kader yang layak untuk maju dalam Pilkada. Persaingan antar fraksi, dominasi elit, dan absennya program pembinaan kader yang sistematis diduga menjadi penyebab utama. Akibatnya, partai-partai ini terpaksa mencari tokoh eksternal yang dianggap mumpuni untuk mengisi kekosongan, seperti yang terlihat dalam pencalonan pasangan Anisa dan Leli (Asli), yang didukung oleh koalisi 10 partai pada Rabu, 28 Agustus 2024.

 

Koalisi besar yang terdiri dari PDIP, Gerindra, PKB, Golkar, PKS, Demokrat, PPP, Hanura, PAN, dan PSI ini malah menunjukkan kelemahan mendasar dalam kaderisasi mereka. Bukannya mengusung calon dari kader internal, mereka justru memilih tokoh luar, yang membuat banyak simpatisan bertanya-tanya: di mana kader-kader muda yang enerjik dan visioner yang selama ini mereka harapkan?

 

Fenomena ini tentu mengecewakan. Kurangnya perhatian pada pengembangan kapasitas kader di tingkat lokal membuat banyak kader tidak siap saat kesempatan untuk maju di pilkada datang. Partai-partai politik di Dharmasraya seharusnya belajar dari daerah lain yang berhasil menyiapkan kader mereka dengan baik, sehingga mampu bersaing tanpa harus mengandalkan figur luar.

Baca Juga :  Bupati Nias Utara Bagikan 226 Alat Antropometri Seluruh Posyandu Di Kabupaten Nias Utara

 

Kegagalan ini seharusnya menjadi cermin bagi partai politik di Dharmasraya untuk melakukan introspeksi dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kaderisasi mereka. Pembinaan kader harus menjadi prioritas agar partai mampu melahirkan pemimpin masa depan dari dalam tubuh mereka sendiri.

 

Pada akhirnya, ini adalah panggilan keras bagi partai-partai politik di Dharmasraya untuk kembali kepada esensi mereka: membangun kader yang tidak hanya setia, tetapi juga kompeten dan siap memimpin. Jika tidak, mereka hanya akan terus menjadi penonton dalam panggung politik yang mereka ciptakan sendiri, tanpa memberikan kontribusi berarti bagi masa depan daerah ini.

 

(Yanti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *