Berita

Eks Anggota DPRD Dharmasraya 2004-2009 Diduga Lontarkan Komentar Diskriminatif kepada Wartawan: “Tamatan Apo Ibu Ini?”

1917
×

Eks Anggota DPRD Dharmasraya 2004-2009 Diduga Lontarkan Komentar Diskriminatif kepada Wartawan: “Tamatan Apo Ibu Ini?”

Sebarkan artikel ini
oplus_0

Eks Anggota DPRD Dharmasraya 2004-2009 Diduga Lontarkan Komentar Diskriminatif kepada Wartawan (Dok, Mediainvestigasi.net/Yanti)

 

Dharmasraya, Mediainvestigasi.net – Pernyataan mantan Anggota DPRD Dharmasraya periode 2004-2009, Andisa Putra, menuai sorotan publik usai diduga melontarkan komentar bernada diskriminatif terhadap seorang wartawan dalam grup WhatsApp “Membangun Dharmasraya”.

Deretan foto eks anggota DPRD Kabupaten Dharmasraya (Dok, Mediainvestigasi.net/Yanti)

 

Komentar itu muncul setelah wartawan bersangkutan membagikan dua berita terkait kasus kecelakaan maut yang menewaskan satu mahasiswa Universitas Dharmas Indonesia (Undhari), masing-masing berjudul “Satu Mahasiswa Tewas dalam Lakalantas, Undhari Disorot: Mantan DPRD, Praktisi Hukum, dan Warga Pertanyakan Pengawasan Asrama” serta “Tanpa Surat Pemberitahuan, Polres Dharmasraya Tetap Kawal Aksi Mahasiswa Tuntut Evaluasi Pelayanan RSUD.”

Merespons unggahan itu, Andisa Putra menuliskan komentar yang dinilai merendahkan profesi wartawan dan menyentuh aspek pribadi yang tidak relevan dengan substansi pemberitaan.

“Dari tadi pagi diperhatikan mencari-cari celah sajo yang satu ini, ilmu apo yang dipakai, orang berduka inyo bermain dengan kata-kata dalam kasus ini. Jangan-jangan di bayar orang curiga pula kami. Ibu hebat ini di FB juga sibuk dari tadi. Tamatan apo ibu ini? Ilmu apo yang dipakai, sebusuk itu hati dan nuraninyo,” tulis Andisa Putra dalam grup WAG tersebut (07/05) pukul 18.51 Wib.

Pernyataan tersebut langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan. Banyak pihak menilai komentar Andisa tidak hanya merendahkan profesi wartawan, tetapi juga mencerminkan ketidaktahuan terhadap fungsi dan tugas jurnalis dalam masyarakat demokratis.

Fungsi Jurnalis dan Reaksi Warga

Jurnalis memegang peran penting dalam menyampaikan informasi yang akurat, memberikan kontrol sosial terhadap kebijakan dan lembaga, serta menyuarakan kepentingan publik. Kode Etik Jurnalistik juga menegaskan bahwa wartawan bekerja secara profesional berdasarkan fakta dan kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi atau kelompok.

Baca Juga :  Kompolnas : Penyebab Kematian Tidak Ada Kaitan Dengan Luka, Melainkan Karena Penyakit Jantung

Salah seorang warga Dharmasraya, Rian Saputra (45) menyayangkan pernyataan bernada diskriminatif dari seorang mantan pejabat publik.

“Justru wartawan itu menjalankan fungsi kontrol dan memberitakan apa yang sedang terjadi, apalagi ini menyangkut nyawa mahasiswa. Menyedihkan jika mantan anggota dewan tidak paham soal itu. Kalimat ‘tamatan apo ibu ini’ itu bentuk diskriminasi terang-terangan,” ujarnya.

Insiden ini menambah catatan penting soal bagaimana publik, termasuk para tokoh, seharusnya menghargai kerja jurnalistik dan menjaga etika dalam berkomunikasi, terlebih di ruang publik seperti media sosial dan grup diskusi.

 

 

Editor: Yanti 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *