Dharmasraya, Mediainvestigasi.net-Minggu 8 September 2024 – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin memanas di Kabupaten Dharmasraya. Kepala Satpol PP dan Damkar Dharmasraya, Yusniman, dalam pernyataan tertulisnya di grup WhatsApp Team Reaksi Cepat Bencana, mengimbau masyarakat untuk melaporkan insiden karhutla tidak hanya kepada petugas pemadam kebakaran, tetapi juga ke Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) atau Dinas Kehutanan Provinsi di Dharmasraya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya armada pemadam yang tersebar di berbagai lokasi bencana.
“Saat ini, unit Damkar Sungai Rumbai sedang memadamkan kebakaran lahan di Bonjol, sementara Damkar Koto Baru bertugas di Ampang Kuranji. Unit Timpeh disiagakan untuk pencegahan di seberang Batanghari, dan unit Blok B siap siaga untuk Kecamatan Padang Laweh serta Kecamatan Sitiung. Sedangkan Pulau Punjung menyiagakan satu unit untuk Kecamatan Pulau Punjung dan Sembilan Koto,” ungkap Yusniman.
Dengan hanya memiliki 5 unit mobil pemadam kebakaran di seluruh Dharmasraya, Yusniman meminta masyarakat untuk bersabar. “Kami mohon maaf atas keterlambatan dalam penanganan karhutla, mengingat seluruh pos damkar menerima laporan kebakaran lahan. Kami tetap waspada terhadap kebakaran rumah dan gedung, namun kemampuan kami terbatas untuk memadamkan semua titik api secara serentak,” ujarnya.
Kondisi genting ini juga mendorong Bupati Dharmasraya, Sutan Riska, untuk mengambil tindakan cepat. Melalui surat edaran Nomor 100.3.4.2/33/SE/DLH-2024 yang dikeluarkan Dinas Lingkungan Hidup, Bupati menyerukan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau dan potensi bencana kebakaran hutan serta lahan yang semakin meningkat.
Surat edaran tersebut mengingatkan seluruh pihak untuk bekerja sama dan proaktif dalam mencegah serta menangani karhutla yang kian mengancam wilayah Dharmasraya.
Situasi ini menjadi tantangan serius, terutama dengan terbatasnya armada pemadam kebakaran. Kewaspadaan dan kerjasama lintas lembaga menjadi kunci untuk meminimalisir dampak kebakaran hutan dan lahan di tengah musim kemarau yang belum berakhir.
(Yanti)