BeritaDaerahHukumPeristiwa

Dharmasraya di Persimpangan: Diamnya Pemerintah dan Tokoh Masyarakat di Tengah Masalah Pekerja Malam

1365
×

Dharmasraya di Persimpangan: Diamnya Pemerintah dan Tokoh Masyarakat di Tengah Masalah Pekerja Malam

Sebarkan artikel ini

Ilustrasi Gambar mayat (Dok, Istimewa)

 

Dharmasraya, Sumbar, Mediainvestigasi.net– Kabupaten yang dikenal sebagai “petro dolar” Sumatera Barat kini bergulat dengan masalah sosial yang semakin memprihatinkan. Kasus-kasus yang melibatkan pekerja malam mulai dari prostitusi terselubung, narkoba, hingga tragedi akibat minuman oplosan mengusik ketenangan masyarakat. Namun, di tengah kegelisahan publik, pemerintah daerah dan tokoh masyarakat tampak belum bergerak.

Pada awal tahun ini, Dharmasraya dihebohkan oleh meninggalnya seorang pemandu karaoke akibat minuman oplosan saat perayaan Tahun Baru. Belum lama berselang, pihak kepolisian mengungkap jaringan narkoba yang melibatkan pemandu karaoke, bahkan menangkap dua pekerja seks komersial (PSK) dan seorang mucikari. Fakta ini kian memperburuk citra Dharmasraya sebagai destinasi hiburan malam yang tak terkendali.

Mucikari RG alias Kiki saat diamankan Satreskrim Polres Dharmasraya

Dharmasraya: Destinasi Para Penjaja Hiburan?

Julukan “Dharmasraya Petro Dolar” ternyata tak hanya melekat pada potensi ekonominya, tetapi juga merujuk pada geliat hiburan malam yang diduga menjadi magnet bagi wanita pemandu karaoke, PSK, hingga mucikari dari luar daerah. Berbagai dalih mencari nafkah kerap dijadikan alasan untuk menjadikan Dharmasraya sebagai ladang penghidupan yang menggiurkan.

Dari data yang dihimpun pihak kepolisian, salah satu PSK yang diamankan mengungkapkan pembagian hasil yang diterima dari setiap klien: 80 persen untuk PSK, sementara 20 persen disetor kepada mucikari.
“Dari keterangan NT dan DS yang berhasil kami amankan bersama mucikari RG alias Kiki, hasil dibagi 80-20 persen. 80 persen untuk PSK, 20 persen untuk mucikari,” ungkap Kasatreskrim Polres Dharmasraya, IPTU Epi Hendri Susanto.

Wanita Pemandu Karaoke diamankan Satres Narkoba Polres Dharmasraya.

Ke Mana Tokoh dan Pemimpin Daerah?

Pertanyaan besar kini mengemuka: di mana peran pemerintah, tokoh masyarakat, dan 30 anggota DPRD Dharmasraya dalam mengatasi keresahan ini? Niniek mamak, alim ulama, hingga cerdik pandai seolah hanya menjadi penonton dari deretan peristiwa yang mencoreng wajah kabupaten ini.

Baca Juga :  *Diduga Suami di Kriminalkan, Ketua DPW PWDPI Riau Minta Keadilan*

Hingga saat ini, langkah nyata untuk memberantas akar masalah, seperti pengawasan tempat hiburan malam, dengan permasalahan yang kompleks, serta penyuluhan sosial dan agama, nyaris tak terlihat. Sementara itu, keresahan masyarakat terus menggunung, memandang bahwa pemerintah seolah tutup mata terhadap ancaman moral dan sosial yang kian menggerogoti.

Menanti Keberanian dan Kepedulian.

Masyarakat berharap pemerintah daerah segera mengambil sikap tegas dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dalam menciptakan solusi. Penertiban pekerja malam, penegakan hukum bagi pelaku prostitusi dan peredaran narkoba, serta langkah edukatif harus menjadi prioritas.

Salah satu pemikir kebijakan publik mengatakan,”Jika pembiaran ini terus berlangsung, Dharmasraya tak hanya berisiko kehilangan martabat, tetapi juga generasi muda yang terpapar dampak buruk masalah sosial. Saatnya pemerintah dan para pemimpin menjawab tantangan ini dengan tindakan nyata,”Ucap Muhammad (54).

“Dharmasraya berdiri di persimpangan. Akankah daerah ini bangkit menghadapi masalah, atau justru tenggelam dalam stigma yang mencederai citranya? Jawabannya ada pada keberanian para pemimpin untuk bertindak,”pungkasnya.

Editor: Yanti 

Respon (4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *